News:

Dear In-Christ.Netters, pengkategorian forum ICN mulai Juni 2015 telah dirombak. Beberapa board kini telah disatukan untuk meningkatkan efektivitas dan kenyamanan dalam menjelajahi dan berpartisipasi di forum ini.

Silakan berikan masukan/saran bagi kemajuan forum ini di http://www.in-christ.net/forum/index.php/board,3.0.html

Main Menu

Menulis fiksi

Started by tama, September 03, 2010, 08:34:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

enigma

#15
Barangkali fakta itu adalah kebenaran yang disetujui oleh mayoritas. Contohnya, dulu "bumi itu datar" adalah fakta. Sekarang, fakta itu berubah "bumi itu bulat", padahal menurut cendikiawan-cendikiawan saat ini, "bumi itu sedikit lonjong"....
Lho......?  ???

Barangkali fiksi dianggap khayalan yang berasal dari pikiran subyektif individu. Tetapi, banyak penulis biasanya menulis fiksi yang memaparkan pengalaman-pengalaman nyata kehidupan mereka. Justru banyak fiksi yang sekarang ampuh menjadi pengamat, penganalisa dan pengkritik realita politik, sosial, psikologi, dll.  :D  Bagaimana menurut Setya?

Han1977

Kalau ga salah, yang dimaksud fiksi ini adalah menulis cerita yang berasal dari imajinasi pengarangnya dan bukan menuliskan suatu kejadian yang sungguh2 terjadi. Kalau reporter menulis berita, jelas itu bukan fiksi, karena kejadiannya memang terjadi, atau setidaknya reporter itu dalam tulisannya mengatakan bahwa itulah kejadian yang sesungguhnya terjadi.

Fiksi bukan berarti lari dari kenyataan, tergantung setting tempat dan waktu saja. Yang pasti isi cerita itu tidak menceritakan suatu kejadian yang memang benar2 terjadi. Itu sebabnya dia disebut fiksi. Bahkan novel berlatar belakang sejarh pun bisa dikategorikan sebagai fiksi, ketika pengarang menuliskannya menurut imajinasinya dan bukan sepenuhnya berdasarkan fakta2 sejarah. Contohnya novel ttg Gajahmada, berbeda dengan buku sejarah kerajaan Majapahit. Di mana bedanya, pengarang novel berimajinasi ttg karakter Gajahmada, kehidupannya dan kehidupan orang2 di sekitarnya. Sementara buku sejarah tidak akan berani menuliskan hal-hal yang tidak punya bukti kuat.

Apa keuntungan menulis fiksi? Menurut saya ada banyak keuntungannya menulis dalam bentuk fiksi, keuntungan ini muncul karena dalam fiksi, pengarang bebas menggunakan imajinasinya. Setiap penulis, menuliskan sesuatu tentu karena dia memiliki suatu pesan yang ingin dia sampaikan. Misal contoh sederhana, penulis ingin menyampaikan pesan bahwa mencuri itu perbuatan yang buruk. Kalau mau menulis tulisan non fiksi, maka ribetlah dengan mengumpulkan statisik dan data-data dari pelaku pencurian dan akibatnya pada korban. Hasil tulisannya berupa sebuah karya ilmiah yang membikin keder orang yang mau membacanya.

Bagi penulis fiksi maka dia punya kebebasan lebih, dia bisa meng-eksplorasi sisi psikologis dari seorang pencuri lewat karakter yang dia bangun. Dia bisa membangun suasana yang lebih dramatis sehingga bisa menyentuh perasaan pembacanya dan bukan sajian data yang terasa kering dan ilmiah. Hasil tulisannya pun bisa berupa sebuah novel yang menarik untuk dibaca. Dengan begitu seorang penulis fiksi memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan yang ingin dia sampaikan secara lebih efektif dan efisien + lebih luas jangkauannya.

Tentu saja uraian saya ini sedikit dilebih2kan,  :P
Please check my blog, its about wuxia atau cerita silat : http://hanmeng-pab.blogspot.com

santi

@Han 1977
Saya setuju sih apabila menulis fiksi itu akan lebih bebas karena kita menuangkan imajinasi kita dalam tulisan.... otoritas ada di tangan penulis mau menuangkan apa.