News:

Dear In-Christ.Netters, pengkategorian forum ICN mulai Juni 2015 telah dirombak. Beberapa board kini telah disatukan untuk meningkatkan efektivitas dan kenyamanan dalam menjelajahi dan berpartisipasi di forum ini.

Silakan berikan masukan/saran bagi kemajuan forum ini di http://www.in-christ.net/forum/index.php/board,3.0.html

Main Menu

Menulis, Meneliti dan Imajinasi

Started by enigma, January 27, 2011, 10:06:59 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

enigma

Teman-teman, ada yang mengatakan bahwa penulis itu sekadar dibatasi oleh imajinasinya...  ::)
Tapi ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya penulis itu perlu melakukan penelitian...
Teman-teman setuju yang mana?

setya

Menurutku, selain imajinasi seorang penulis sangat perlu melakukan observasi atau penelitian juga. Dengan demikian, tulisannya bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal tapi sesuatu yang valid dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Selain itu benar-benar berisi. Yang terpenting ada pesan yang bisa disampaikan la..
found by Christ


Han1977

Soal riset bagi seorang penulis mungkin tergantung dari jenis tulisannya. Kalau menulis cerita fiksi di sebuah negeri fantasi seperti Alice in Wonderland, mungkin imajinasi yang lebih berperangan dan riset tidak terlalu penting. Beda dengan menulis fiksi sejarah, misalnya mau menulis novel tentang Ken Arok, tentu perlu banyak-banyak riset atau mau menulis fiksi ilmiah, yang memadukan antara riset dan imajinasi.

Satu hal yang saya pernah dengar tentang masalah riset ini, riset itu perlu supaya cerita kita believable, misal cerita ttg tentara, kalau kita bisa menyisipkan ttg tehnik2 latihan dan survival di hutan misalnya, cerita akan jadi lebih menarik dan terasa riil. Tapi jangan sampai kita terjebak oleh riset sehingga kita tidak pernah memulai menulis. Karena sebagian besar pengetahuan yang kita riset itu kan memakan waktu bertahun2 bagi seseorang supaya bisa jadi ahli di bidang itu, kalau kita terlalu menuntut perfect dan paham betul, bisa-bisa waktu kita akan habis hanya untuk riset. Padahal riset itu sendiri bukan bagian utama dari cerita yang hendak disampaikan. Ide cerita, topik cerita itu adanya dalam imajinasi kita.

Jadi lakukan riset bila perlu, tapi jangan terlalu fokus pada riset dan lupa pada yang paling penting, yaitu ceritanya itu sendiri.
Please check my blog, its about wuxia atau cerita silat : http://hanmeng-pab.blogspot.com

tama

Harus bisa mengatur waktu dengan baik ya? Antara melakukan riset dan menulis....
Tapi ada kecenderungan juga lho manusia itu menghabiskan waktu untuk riset... karena menarik  ;D

Han1977

lol, dari penulis jadi peneliti, gpp juga, siapa tahu dari hasil penelitiannya bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.

Dari salah satu tips yang pernah saya dengar, sebagai penulis, ada perlunya punya teman2 dari profesi yang bermacam-macam, dan mereka inilah yang jadi sumber riset kita. Ga perlu riset susah2 cukup nanya, misal punya temen dokter penyakit dalam, bikin cerita romantis ttg pasangan kekasih yang harus terpisah krn salah satunya punya penyakit berat, tinggal tanya, eh kalau penyakit ini gejalanya seperti apa ya.

Punya temen yang suka berpetualang di alam bebas, bisa nanya, eh kalau tersesat di hutan mesti gimana ya?

dsb.
Please check my blog, its about wuxia atau cerita silat : http://hanmeng-pab.blogspot.com

tama

@Han 1977
:D :D Sip sip sip... ide yang bagus...
saya pikir, orang yang punya banyak teman (bisa bersosialisasi dengan baik), punya peluang yang besar untuk memunculkan ide-ide menulis yang keren...
btw, orang yang suka menyendiri pun pasti juga bisa ya memunculkan ide-ide yang tak kalah menarik...